Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.
Latest Posts

Maret 20, 2011

Makan Keju Mencegah Erosi Gigi


Ternyata ada salah satu cara terbaik dan termudah untuk melawan erosi asam pada gigi, yaitu dengan mengkonsumsi sepotong keju setiap habis makan. Erosi gigi menimbulkan penipisan pada email gigi, sehingga gigi terlihat menipis dan rapuh.
Keju disarankan untuk dikonsumsi karena mengandung alkali, yang mampu menetralisi asam yang ditinggalkan oleh makanan. Makanan dan minuman yang mengansung asam ini antara lain minuman bersoda, jus buah, dan makanan manis semacam cake dan biskuit.
Menurut Dr Vida Kolahi, kepala dokter gigi di Cathedral Dental Clinic di Cardiff, Inggris, keju cheddar adalah pilihan terbaik karena kandungan alkalinya tertinggi. Sedangkan keju brie atau feta tak akan banyak berpengaruh. Anda juga tidak perlu mengkonsumsi dalam jumlah banyak. Cukup sepotong kecil sesudah makan, untuk memperbaiki kesehatan gigi dengan cepat dan mudah.
Bagi pasien yang mengkhawatirkan noda atau perubahan warna pada gigi, Dr Kolahi punya saran lain. Minumlah segelas besar air putih setelah minum teh, kopi atau wine.
Tentu saja, keju tidak boleh menggantikan kewajiban menggosok gigi. Hanya saja keju bisa memberikan hasil dalam sekejap. (kompas)
read more...

Maret 17, 2011

Tsunami dan Mitos Lele Raksasa Jepang

Jepang saat ini memang sudah menjadi negara maju. Namun, itu bukan berarti masyarakat jepang tidak percaya terhadap mitos. Setiap negara memiliki mitologi sejarah masing-masing. Salah satu mitologi yang paling terkenal dunia adalah Yunani dengan para dewanya, semisal Zeus, Ares, Aphrodite, atau sang manusia setengah dewe Hercules. Jepang memiliki mitos dan legenda yang terkait dengan tsunami atau gempa besaryang memang sering dialami negeri sakura ini sejak ribuan tahun yang lalu.
Di Jepang tumbuh mitos bahwa gempa disebabkan oleh seekor ikan lele raksasa (giant cat fish)bernama Namazu. Mitos menyebutkan Namazu hidup dalam lumpur di perut bumi dan dikendalikan oleh Dewa Khasima melalui batu bertuah. Suatu ketika, Namazu lepas dari penjagaan Dewa Khasima dan bergerak-gerak menyebabkan bumi berguncang. Dalam buku Myths and Geology yang dieditori Luigi Picardidan Bruce Masse dijelaskan, tidak ada hubungan antara Namazu dan gempa-gempa besar yang pernah terjadi di Jepang. Mitos ini diperkirakan datang dari daratan Cina ke Jepang sebagai bagian dari kepercayaan Budha Populer. Beberapa kuil Budha di Cina Banyak bergambar Bhodisatva Guanyin berdiri di atas ikan lele raksasa seperti Namazu.
Namazu dipercaya hidup di air subteranian di bawah Khasima Shrine di Provinsi Hitachi yang saat ini dikenal dengan Ibaraki di utara Tokyo. Satu batu bernama Kaname-ishi menahan Namazu agar tidak bergerak. Berat batu lama-kelamaan tidak bisa lagi menahan gerak Namazu, sehingga Dewa Khasima harus menekan terus batu itu. Namun. seteiap bulan kesepuluh tiap tahunnya, Khasima harus ke selatan Jepang bertemu dengan para dewa lainnya. Tugas menjaga Namazu diserahkan kepada Dewa Ebizu. Akan tetapi, Dewa Ebizu tidak mampu menahan gerak Namazu.
Pada Oktober 1855, gempa besar menggoncang kawasan Edo yang sekarang dikenal dengan nama Tokyo. Gempa menewaskan ribuan orang. Gempa itu dikenal sebagai "bulan tanpa dewa" atau a month without gods. Hal itu karena para dewa harus bertemu di selatan Jepang pada bulan kesepuluh. Inilah yang menyebabkan Namazu bergerak dan menimbulkan gempa. Seniman-seniman Jepang pada masa lalu mengabadikan Namazu dan Dewa Khasima dalam sejumlah lukisan untuk menghibur para korban gempa. Jika lukisan digantung di dinding rumah, itu merupakan harapan bahwa pemilik rumah akan memiliki kebahagiaan.
Terlepas dari mitos Namazu, ikan lele memang memiliki kaitan erat dengan gempa. Peneliti psikobiologi dari University of New York, David Jay Brown, dalam artikelnya berjudul Etho-Geological Forecasting menulis, ikan lele bergerak tak beraturan dan tampak gugup beberapa saat sebelum terjadinya gempa bumi. Dalam beberapa kasus, ikan lele melompat-lompat dari air sebelum terjadi gempa, sehingga ikan lele itu ditemukan berada di daerah. Ikan yang dilaut juga menunjukkan perilaku abnormal. Ikan yang biasa hidup di kedalaman laut ditemukan berada di permukaan dan tertangkap nelayan sebelum gempa terjadi. Ikan dianggap memiliki sensitivitas tinggi terhadap medan elektrik bumi.
Fluktuasi medan magnet bumi dapat menyebabkan perilaku abnirmal pada hewan. Beberapa hewan memiliki sensitivitas terhadap variasi medan magnet bumi yang terjadi di dekat pusat gempa (epicenter). Perubahan medan magnet bumi dapat mempengaruhi proses migrasi burung-burung dan menggangu kemampuan navigasi ikan. Selain itu, ion-ion yang bermuatan dapat keluar sebelum terjadinya gempa. Hal ini menyebabkan partikel ion yang bermuatan listrik dapat mengubah pemancar gelombang saraf (neurotransmitter).
Dengan pertimbangan alasan-alasan itu, mungkin cukup beralasan kenapa ikan lele "terpilih" menjadi sosok dalam mitos terjadinya gempa. Selain disebabkan pengaruh kebudayaan Cina dan kepercayaan kepada para dewa, tidak menutup kemungkinan mitos itu juga muncul karena orang-orang Jepang zaman dahulu mengamati perilaku abnormal pada ikan lele sebelum terjadi gempa dan tsunami. [pr]
read more...

Maret 04, 2011

Hanya Bermodal 7000 Dollar AS


Jon Stephenson von Tetzchner (29 Agustus 1967-Sekarang)

Bagi pendiri browser Opera Jon Stephenson von Tetzchner, Indonesia memang negara yang tak asing. Indonesia adalah negara pengguna browser untuk handphone, Opera Mini yang terbesar di dunia saat ini. Dia juga pernah berkunjung ke Bali, sesudah pernikahannya beberapa tahun lalu.

Kini, browser menjadi kebutuhan penting bagi para pengguna internet. Jumlah penggunanya berkembang pesat dengan memiliki lebih dari 150 juta pengguna di seluruh dunia dan Opera Software telah memiliki lebih dari 500 karyawan termasuk karyawan asal Indonesia. Padahal, pada awal berdirinya perusahaan itu hanya memiliki modal awal 7.000 dolar AS yang telah dihabiskan selama 5 tahun. Bila dibandingkan dengan tim Netscape (cikal bakal browser Mozilla Firefox) yang juga masuk ke pasar browser dalam waktu yang bersamaan tetapi Netscape jauh lebih memiliki modal daripada Opera.

Walaupun dengan keterbatasan modal, tak membuat ciut nyali Jon Stephenson von Tetzchner dan Geir Ivarsoy untuk berkompetisi dengan perusahaan yang jauh lebih besar serta dengan dukungan modal kuat karena sejak awal pendirian Opera, titik fokus mereka adalah pengguna (end user). Sebisa mungkin Opera bisa memberikan perbedaan yang lain dan mereka percaya bahwa internet harusnya bisa diakses oleh semua orang dan browser harus bisa berjalan di setiap komputer, mampu berjalan di jaringan yang lambat sekalipun dan bisa menyesuaikan diri dengan kondisi koneksi si pengguna.

Awal berdiri

Jon Stephenson von Tetzchner mulai mengembangkan browser Opera bersama koleganya, mendiang Geir Ivarsoy pada 1994. Tetzchner bekerja sebagai programmer pada 1996-1997. Saat itu keduanya masih bekerja untuk Norwegia Telecom Research (Telenor) yaitu perusahaan telekomunikasi terbesar di Norwegia yang tengah mengembangkan software bernama MultiTorg Opera. Belakangan, Telenor tidak melanjutkan projek tersebut tetapi Geir dan Jon mendapatkan hak intelektual atas software itu. Kemudian keduanya membentuk perusahaan sendiri pada 30 Agustus 1995 dengan nama Opera Software ASA, guna melanjutkan projek browser yang kemudian populer dengan nama Opera.

Tetzchner adalah seorang geek dengan minat yang besar untuk mengetahui informasi gadget dan perangkat berteknologi tinggi. Minatnya pada komputer dimulai sejak dini, terutama ketertarikannya terhadap antarmuka pengguna (user interface) dan aksesibilitas. Saat bepergian, pemegang gelar Master di bidang Ilmu Komputer University of Oslo itu lebih suka mengunjungi toko-toko elektronik lokal daripada tempat wisata yang populer.

Tetzchner merupakan anggota Forum untuk Young Global Leaders sejak tahun 2005. Ia terpilih sebagai salah satu Bintang BusinessWeek Eropa tahun 2004. Pada 2009, nama Tetzchner disebut sebagai salah satu dari 40 pemimpin pembentuk industri komunikasi pada handphone oleh perusahaan analis Informa dan oleh GigaOM dinyatakan sebagai salah satu dari 15 tokoh berpengaruh di bidang handphone.

Saat Opera Software ASA merilis browser Opera versi 8 pada 2005 , Tetzchner sempat bernazar bila Opera 8 diunduh oleh 1 juta orang dalam waktu 4 hari, dia akan berenang melintasi Samudra Atlantik dari Norwegia ke AS. Ternyata jutaan orang mengunduh browser baru itu dalam beberapa hari saja dan pihak Opera Software ASA telah mengumumkan bahwa von Tetzchner akan menepati janjinya`.

Lalu pada 25-26 April 2005, pria kelahiran Reykjavík Islandia, 29 Agustus 1967 itu menggelar upaya melintasi Samudra Atlantik dalam rangka membayar nazarnya sendiri. Namun, dengan singkat upaya itu dinyatakan tidak berhasil. Peristiwa ini sempat diliput oleh berbagai media teknologi maupun media mainstream. [pr]
read more...

Februari 17, 2011

Persepsi dan Bahasa

Menurut Oxford Ensiklopedi Pelajar, komunikasi selalu berlangsung di sekitar kita. Dengan menggunakan warna, bunga-bunga memberi tanda kepada lebah bahwa mereka pantas didatangi. Ngengat memperingatkan burung-burung bahwa rasanya tidak enak. Bunyi dan gerakan dapat menakuti makhluk-makhluk penakut. Auman keras memperingatkan lawan akan bahaya.

Manusia menggunakan gerakan tubuh selain perkataan untuk berkomunikasi dengan orang lain, untuk mencurahkan perasaan dan pikiran. Isyarat ibu jari ke atas untuk menumpang digunakan sebab pengendara yang lewat tidak akan mendengar permintaan untuk menumpang. Senyuman menyampaikan rasa senang bila kita bertemu dengan teman. Bayi menangis menandakan bahwa mereka ingin menyusu atau ingin buang hajat. Seorang gadis tersipu malu ketika dipuji.

Bagaimanapun, manusia memang istimewa. Bahasa adalah sesuatu yang jarang dipikirkan. Kita menggunakan bahasa saat ini juga tanpa memikirkannya. Bahasa merupakan salah satu bentuk komunikasi tingkat tinggi. Sejak zaman dahulu, manusia telah merekam apa yang telah mereka lihat, rasa, dan pikir.

Bahasa dipakai untuk menyampaikan fakta dan buah pikiran, untuk bertanya, untuk memberi tahu orang lain apa yang harus dilakukan, untuk menyampaikan cerita dan sajak, dan untuk menerangkan segala sesuatu. Kemampuan kita untuk berbicara adalah salah satu hal penting yang membedakan kita dari binatang.

Tak seorang pun tahu berapa jumlah pasti bahasa yang ada di dunia. Di Afrika saja, ada sekitar 1.300 jenis bahasa yang dituturkan oleh 560 juta manusia. Di Eropa, lebih dari tiga puluh bahasa utama dipakai orang. Namun, bahasa-bahasa ini tidak secara menyeluruh berbeda satu dengan yang lain. Mereka mempunyai kata-kata yang sama. Misalnya, kata brother (Inggris) mirip dengan bruder (Jerman), brathair (Gaelig), dan bhratr (Sanskerta).

Ketika mendengar suara binatang, misalnya anjing, akan terdengar oleh orang Sunda berbunyi "gog" sehingga menyebut binatang tersebut dengan nama "gogog". Akan tetapi, menurut orang Jawa berbunyi "guk", kata orang Jepang berbunyi "wan", penutur bahasa Inggris mendengarnya berbunyi "woof" (baca: wuf), menurut orang Arab "nasiij", dan lain-lain. Setiap suku atau bangsa tersebut mendengar suara yang sama, tetapi mereka membahasakannya berbeda satu sama lain. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Menurut hipotesis Sapir dan Whorf (antropolog-linguis) dalam buku yang dikarang oleh Gail L. Nemetz Robinson, Crosscultural Understanding, bahasa ditentukan oleh persepsi manusia. Berdasarkan perspektif mereka, anggota-anggota satu budaya berbagi pandangan yang sama dengan bahasa yang mereka gunakan untuk berkomunikasi satu sama lain.

Karena setiap suku atau bangsa memersepsikan satu hal berbeda satu sama lain, bahasa yang tercipta akan beragam. Jika diperdalam lagi, perbedaan tersebut menyangkut struktur dan tata bahasa. Jika satu bahasa tidak memiliki penanda tata bahasa untuk membedakan, katakanlah, antara past tense (waktu lampau) dan past progressive (pekerjaan atau peristiwa yang sedang berlangsung pada masa lampau), si penutur tidak mempunyai persepsi atau konsep tentang perbedaan kedua bentuk waktu tersebut.

Dalam bahasa Indonesia, khususnya, terdapat kaidah-kaidah yang membedakannya dengan bahasa asing ataupun daerah. Dalam bahasa Inggris, kita mengenal enam belas bentuk waktu. Contohnya, kata sleep (untuk menyatakan sekarang), sleeping (sedang berlangsung), slept (waktu lampau). Kata tidur tidak akan pernah berubah bentuk terkait dengan waktu menjadi tiduring atau tidured. Perubahan bentuk kata tersebut tidak dikenal di dalam bahasa Indonesia. Untuk menyatakan waktu, kita hanya perlu menambah kata sudah, telah, akan, belum, sedang, dan sebagainya.

Kemudian, bahasa Indonesia adalah bahasa yang egaliter. Pasalnya, bahasa Indonesia tidak mengenal strata sosial. Sementara dalam bahasa Sunda, misalnya, kata makan bisa bermacam-macam bergantung pada konteks dan lawan bicara, di antaranya neda, tuang, dahar, dan nyatu.

Selain itu, bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk kata untuk menyatakan jenis kelamin. Dalam bahasa Inggris, contohnya waiter-waitress. Untuk menunjukkan keterangan jenis kelamin, kita cukup menambah kata laki-laki atau pria dan perempuan atau wanita. Sementara untuk menyatakan jamak, kita menambahkan kata bilangan, satu, dua, tiga, dan seterusnya atau kata-kata tertentu, seperti kata beberapa, banyak, sejumlah, dan segala.

Kembali kepada bahasan persepsi. Tentunya, ada hal-hal yang memengaruhi perbedaan persepsi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, ekologi, tingkat teknologi, dan sosiokultural masyarakat memengaruhi persepsi dan pengembangan bahasa. Contohnya, dulu, salah satu dialek di Papua Nugini tidak mengenal warna magenta, maka mereka tidak memiliki kata untuk magenta. Namun, dengan pengenalan warna tersebut, mereka menjadi tahu. Oleh karena itu, baik pemersepsian warna maupun pengembangan bahasa tampaknya bergantung pada pengalaman sensorik.

Dengan demikian, pemelajaran bahasa sangatlah penting. Terlepas dari benar atau salahnya apakah bahasa menentukan persepsi, kita tahu bahwa bahasa mengekspresikan persepsi dan pengalaman si penutur.*** [pr]
read more...

April 11, 2010

Jawara Matematika


Niels Henrik Abel (1802-1829)

Dalam sejarah ilmuwan matematika dunia, tak sedikit maestro mengagumkan yang mendedikasikan hidupnya hanya untuk membangun fondasi matematika. Mereka merevolusi dan mereformasi studi matematika yang hasilnya bisa dilihat hingga sekarang.

Kalkulus misalnya, sebagai salah satu bagian dari matematika seperti pernah disebut oleh Richard Courant adalah ”hasil perjuangan intelektual yang dramatik yang berlangsung selama 2500 tahun”. Kontributor asal-muasal kalkulus memang merentang panjang sejak Archimedes, Rene Descartes, Isaac Newton, Leibniz, L`Hôpital, Euler, Lagrange, Gauss, Cauchy, Riemann, Lebesgue, Abel, dan lain lain.

Nama terakhir yang disebut nama lengkapnya adalah Niels Henrik Abel. Nama ini pantas disebut karena sumbangannya yang amat berharga untuk matematika. Abel adalah seorang juara matematika dari Norwegia.

Sophus Lie--ahli matematika dari Norwegia yang hidup antara tahun 1842 sampai 1899--dan Ludwig Sylow pernah mengumpulkan kertas kerja Abel yang kemudian diterbitkan pada 1881. Terkumpul sekitar 29 paper yang pernah dipublikasikan oleh Abel. Ini adalah versi lebih lengkap dari yang sebelumnya pernah diedit oleh Bernt Michael Holmboe dan diterbitkan oleh Pemerintah Norwegia pada 1839. Holmboe adalah guru matematika Abel di Cathedral School. Karena melihat bakat Abel yang luar biasa di bidang matematika, dia rela memberikan les privat terhadapnya.

Prediksi Holmboe sepenuhnya tak meleset karena di kemudian hari nama Abel disejajarkan dengan beberapa nama yang telah lebih dulu moncer di dunia sekitar angka. Tak salah bila Oystein Ore yang pernah menulis biografi tentang Abel memberi judul bukunya dalam bahasa Inggris Niels Henrik Abel: Mathematician Extraordinary. Sementara King Harald V yang berpidato pada pembukaan konferensi 200 tahun lahirnya Niels Henrik Abel menyebutnya sebagai sosok muda cemerlang yang terkenal di lingkaran akademik Norwegia dan Eropa.

Menelusuri jejak kehidupan Abel berarti menapaki kepahitan hidup yang dialaminya. Lahir dari sebuah keluarga sederhana pada tanggal 5 Agustus 1802, Abel merupakan anak kedua dari buah perkawinan antara Sören Georg Abel dan Anne Marie Simonsen. Ayahnya seorang pemuka agama yang jauh untuk dikatakan kaya. Pascakematian kakek Abel, ayahnya ditunjuk menggantikannya sebagai seorang pastor. Kebetulan ayah Abel mendapatkan gelar kesarjanaan di bidang teologi dan filsafat. Mau tak mau keluarganya diboyong ke Kota Gjerstad.

Memasuki usia 13 tahun, pada 1815, Abel memulai pengembaraan intelektualnya di Sekolah Katedral. Dari sinilah ia bertemu dengan sosok Bernt Michael Holmboe pada 1818 yang datang menggantikan guru matematika sebelumnya yang terkena sebuah kasus penganiayaan. Holmboe telah menanamkan bakat dan kecintaan Abel pada matematika. Ketika itu Abel sedang gandrung membaca karya-karya Euler dan Newton. Holmboe lantas menyuruhnya untuk juga mempelajari Lagrange dan Laplace. Tahun 1820 musibah itu menghampiri Abel, ayahnya meninggal dunia setelah gagal berkarier di dunia politik. Peristiwa itu membuatnya mengambil alih tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya.

Abel memasuki Universitas Christiania pada 1821, itu pun dengan dukungan finansial dari Holmboe yang terus-menerus menyemangati Abel agar tak putus studinya. Dua tahun setelah itu, Abel memulai debutnya di bidang matematika dengan menulis dua paper pada sebuah terbitan perdana jurnal sains yang bernama Magasinet for Naturvidenskaberne.

Sayang, usianya tak panjang. Ia meninggal pada 6 April 1829. Tuberkolusis yang dideritanya agaknya menjadi salah satu sebab ia meninggal. Sumbangsihnya pada matematika membuat nama Niels Henrik Abel diabadikan menjadi sebuah penghargaan prestisius matematika di Norwegia. The Abel Prize namanya. (pr)
read more...

Februari 28, 2010

Internet dan Depresi


Beberapa ilmuwan Inggris menyebutkan, orang yang menghabiskan banyak waktu untuk berselancar di internet lebih mungkin untuk memperlihatkan tanda depresi. Namun, tidak jelas apakah internet menyebabkan depresi atau apakah orang yang depresi tertarik untuk menggunakannya? Para ahli ilmu jiwa dari Leed University mendapati apa yang mereka katakan sebagai bukti ”yang mencolok” bahwa sebagian orang yang keranjingan menggunakan internet mengembangkan kebiasaan dorongan untuk selalu berada dalam jaringan (daring). Melalui kegiatan itu mereka dapat menggantikan interaksi sosial dunia nyata dengan ruang berbincang daring dan laman jejaring sosial. ”Studi ini memperkuat pendapat masyarakat bahwa keterlibatan di dalam jejaring yang berfungsi menggantikan fungsi sosial normal mungkin berkaitan dengan gangguan kejiwaan seperti depresi dan kecanduan,” tulis penulis utama studi tersebut, Catriona Morrison, di dalam jurnal Psychopathology.

Dalam studi pertama berskala besar mengenai kaum muda Barat untuk meneliti kasus itu, para peneliti tersebut menganalisis penggunaan internet dan tingkat depresi pada 1.319 warga Inggris berusia antara 16 dan 51 tahun. Mereka menyimpulkan, di antara mereka yang diteliti, 1,2 persen kecanduan internet. Morrison mengatakan, orang yang kecanduan internet itu menghabiskan, secara mencolok, lebih banyak waktu untuk berselancar pada jejaring yang secara seksual memberi kepuasan, laman permainan daring, dan masyarakat daring. Mereka juga lebih banyak mengalami depresi sedang sampai parah jika dibandingkan dengan pemakai normal. ”Penggunaan internet secara berlebihan berkaitan dengan depresi, tapi apa yang kami tidak ketahui ialah, yang mana terjadi lebih dulu, apakah orang yang depresi tertarik menggunakan internet, atau justru internet yang menyebabkan depresi?” kata Morrison. Yang jelas, kata Morrison, bagi sekelompok kecil orang penggunaan internet secara berlebihan dapat menjadi tanda peringatan bagi kecenderungan depresi.

Morrison menyatakan, meskipun jumlah 1,2 persen bagi orang yang dikategorikan sebagai ”kecanduan” itu kecil, tetapi hal itu masih lebih banyak jumlahnya jika dibandingkan dengan peristiwa perjudian di Inggris yang berjumlah sebanyak 0,6 persen. (pr)
read more...

Februari 07, 2010

Mengapa Nyamuk Suka Darah Manusia?

Ahli kimia ekologi Walter Leal mengadakan uji coba untuk mengetahui penyebab nyamuk menyukai darah manusia. Pada percobaan ini, Leal dan timnya mencari tahu apakah manusia menghasilkan bau tubuh tertentu yang bisa menarik perhatian nyamuk. Rupanya, penyebab utama nyamuk tertarik pada manusia terletak pada zat bernama nonanal. Nonanal merupakan zat yang diproduksi tubuh manusia dan burung yang mengeluarkan aroma cukup kuat untuk menarik perhatian nyamuk Culex. Leal kemudian mengukur kadar nonanal pada tubuhnya sendiri.

Pengukuran kadar nonanal dilakukan dengan cara menyuntikkan alat seperti suntikan pada kulit lengannya. Setelah itu, lengan Leal dibungkus dengan aluminium foil untuk mengisolasinya dari lingkungan. Satu jam kemudian, ujung suntikan diinjeksikan ke dalam sebuah perangkat khusus guna melihat seberapa besar kadar nonanal yang diproduksi tubuh Leal. "Kadar nonanal dalam tubuh saya cukup banyak. Saya melepaskan sekitar 20 nanogram nonanal setiap jamnya, dan itu termasuk cukup tinggi," kata Leal.

Menurut Leal, hasil ini menjelaskan pengalamannya ketika berkunjung ke Meksiko dua tahun lalu. Saat itu dia menjadi sasaran empuk nyamuk meskipun telah melakukan berbagai pencegahan untuk menghalau mereka. "Ada banyak sekali nyamuk di sana. Agar tidak digigit, saya menyemprotkan antinyamuk di seluruh bagian tubuh saya, termasuk rambut," kata Leal. Dia sangat terkejut karena semprotan antinyamuk dan pakaian tebal yang menutupi seluruh tubuhnya tak mampu menghalau serangan nyamuk. Makhluk penghisap darah tersebut tetap bisa menggigitnya hingga menembus kaus kaki dan baju yang tebal. "Nyamuk bahkan bisa menembus bahan jeans selama mereka tahu terdapat pembuluh darah di balik pakaian yang dikenakan. Mereka bisa merasakan hawa panas dari tubuh manusia," tuturnya. (pr)
read more...